BAB I.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Sejak manusia dilahirkan pada
dasarnya sudah sepantasnya untuk dilatih berpikir dengan jelas , tajam dan
terang rumusannya , hal itu juga supaya lebih tangkas dan kreatif . dengan
demikian kita sebagai generasi penerus bangsa perlu belajar berpikir tertip ,
jelas , serta tajam. Hal yang sangat penting juga adalah belajar membuat
deduksi yang berani dengan salah satu cara untuk melahirkannya adalah
silogisme. . Hal ini diperlukan karena mengajarkan kita untuk dapat melihat
konsekwensi dari sesuatu pendirian atau pernyataan yang apa bila di telaah
lebih lanjut, sebenarnya pendirian atau pernyataan itu tadi self – destructive.
Mungkin hal itu bisa terjadi karena
tidak mau menghargai kebenaran dari sesuatu tradisi atau tidak dapat menilai
kegunaannya yang besar dari sesuatu yang berasal dari masa lampau, ada juga
sebagian orang yang mengatakan atau menganggap percuma mempelajari seluk beluk
silogisme . Tetapi mungkin juga anggapan itu didasarkan pada kenyataan bahwa
biasanya dalam proses penulisan atau pemikiran hanya sedikit orang saja yang
dapat mengungkapkan pikirannya dalam bentuk silogisme. Akan tetapi , proses
pemikiran kita menurut kenyataanya mengikuti pola silogisme jauh lebih sering
dari pada yang kita duga. Misalnya ucapan “ Saya tidak senang kepada pegawai
itu karena ia biasa datang terlambat ke kantor “ Proses pemikiran tersebut haya
bisa di uji dan di kaji apabila kita beberkan dalam bentuk silogisme karena
bentuk silogismelah setiap langkah dari proses tersebut menjadi terbuka
A. SILOGISME KATEGORIAL
Silogisme
kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang
kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis
mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis
minor.
seperti:
premis mayor: Semua siswa SMA Bani Saleh lulus Ujian
Nasional
premis minor: Rani adalah siswa SMA Bani Saleh
kesimpulan : Rani lulus Ujian Nasional
Berikut ini contoh dari silogisme kategorial:
Semua Ikan berenang
Kodok bukan ikan
Jadi kodok tidak berenang.
Kodok bukan ikan
Jadi kodok tidak berenang.
B. SILOGISME HIPOTETIK
Silogisme hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik. Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik:
Silogisme hipotetik
yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh:
Jika hujan saya naik becak.(mayor)
Sekarang hujan.(minor)
∴ Saya naik becak (konklusi).
Silogisme hipotetik
yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya.
Contoh:
Jika hujan, bumi akan basah (mayor).
Sekarang bumi telah basah
(minor).
∴ Hujan telah turun (konklusi)
Silogisme hipotetik
yang premis minornya mengingkari antecedent.
Contoh:
Jika politik pemerintah
dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul.
Politik pemerintahan tidak
dilaksanakan dengan paksa.
∴ Kegelisahan tidak akan timbul.
Silogisme hipotetik
yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya.
Contoh:
Bila mahasiswa turun ke jalanan,
pihak penguasa akan gelisah.
Pihak penguasa tidak gelisah.
∴ Mahasiswa tidak turun ke jalanan.
Hukum-hukum
Silogisme Hipotetik Mengambil konklusi dari silogisme hipotetik jauh lebih
mudah dibanding dengan silogisme kategorik. Tetapi yang penting menentukan
kebenaran konklusinya bila premis-premisnya merupakan pernyataan yang benar.
Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen dengan B, maka hukum
silogisme hipotetik adalah:
Bila A terlaksana
maka B juga terlaksana.
Bila A tidak
terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah)
Bila B terlaksana,
maka A terlaksana. (tidak sah = salah)
Bila B tidak
terlaksana maka A tidak terlaksana.
C. SILOGISME ALTERNATIF
Silogisme
alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi
alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah
satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain. Contoh:
Nenek Sumi berada di Bandung.
∴ Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
D. ENTIMEN
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis
minor dan kesimpulan. Contoh entimen:
Dia menerima hadiah
pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
Anda telah
memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Silogisme adalah suatu cara untuk melahirkan deduksi .
Silogisme mengajarkan pada kita merumuskan , menggolong – golongkan pikiran
sehingga kita dapat melihat hubungannya dengan mudah , Dengan demikian kita
belajar berfikir tertib , jelas , tajam . Ini diperlukan karena mengajarkan
kita untuk dapat melihat akibat dari suatu pendirian atau penyataan yang telah
kita lontarkan. Banyak orang merumuskan pendirian atau membuat pernyataan yang
apabila ditelaah lebih lanjut , sebenarnya pendirian atau pernyataannya tadi
kurang tepat atau kurang benar. Mungkin saja hal itu karena tidak mau
menghargai kebenaran dari suatu tradisi atau tidak dapat menilai kegunaan yang
besar dari sesuatu yang berasal dari masa lampau. Akan tetapi kita generasi
penerus , proses pemikiran kita menurut kenyataannya mengikuti pola silogisme
jauh lebih sering dari pada yang kita duga dan dari proses tersebut pemikiran
kita lebih terbuka tertib dan jelas.
CATATAN PUSTAKA
1. Sunardji
dahri tiam H. Drs. Prof , Langkah – langkah berpikir logis , cet 2 ( CV Bumi
Jaya nyalaran Pamekasan 2001 )
2. Jujun s.
suria sumantri filsafat ilmu sebuah pengantar popular, pustaka sinar harapan ,
Jakarta,2003 )
3. Tim media ,
Kamus lengkap bahasa Indonesia media senter ,
4. Pius A
partanto Dahlan Al Barry , Kamus Ilmiyah popular , ( Arkola Surabaya, 1994 )
5. Mondiri H.
Drs, Logika ( PT Raja Gravindo Persada Jakarta , 1994) ,
6. W.
Poespoprodjo, Dr, Sh, SS Phd, LPh Logika scientivika pengantar dialektika dan
ilmu ( pustaka gravika 1999 )
Pertanyaan
- Argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, merupakan pengertian dari silogisme...
a.
hipotetik* b. Kategorial c.
Alternatif d.Campuran
- Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan.disebut....
a.
Alternatif b. Entinem* c. Kategorial d.hipotetik
- Berikut ini merupakan contoh dari Contoh dari
Nenek
Sumi berada di Bandung.
∴
Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
a.
Silogisme alternatif* b.Silogisme kategorial c.
Entinem d.alternatif
- Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi ........dan kesimpulan yang kategoris.
a.
Premis* b.Predikat
c. Objek d.subjek
- Ada berapa macam tipe silogisme hipotetik....
a. 2
b. 3
c. 4*
d. 5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar